[ad_1]
HalloKampus.com, Jakarta – Penyelenggaraan Met Gala 2023 yang mengangkat tema “Karl Lagerfeld: A Line of Beauty” menuai kontroversi sejumlah pihak. Desainer legendaris fesyen dunia, Karl Lagerfeld dianggap kontradiktif sebagai tema Met Gala karena berbagai komentarnya yang dianggap kerap kali menyerang perempuan.
3 Mei kemarin diperingati sebagai Hari Kebebasan Pers Sedunia tiap tahunnya. Nyatanya, hari peringatan ini belum sepenuhnya memerdekakan pers dari ancaman kekerasan dan kriminalisasi. Lebih lanjut dibahas bareng Ketua Divisi Advokasi Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Erick Tanjung.
1. Met Gala dan Kontroversinya
Acara penggalangan dana sekaligus acara mode dan fesyen paling bergengsi, Met Gala menjadi sorotan publik pekan ini. Tak hanya dari kostum yang dikenakan para selebritas yang hadir, namun juga tema yang dipilih. Salah satu yang menentang tema Met Gala tahun ini adalah komunitas pelindung advokasi model Model Alliance yang menggelar protes di venue satu hari sebelum acara diselenggarakan pada Senin (01/05). Seperti apa selengkapnya?
Baca juga : Mensos Ancam Buang PNS Lelet Ke Papua dan Perkara Michelle Halim dengan Standar Kecantikan
2. Perkara Kebebasan Pers
Peringatan Hari Kebebasan Pers bertujuan untuk menyuarakan perlindungan bagi jurnalis dan kebebasan pers. Absennya perlindungan terhadap kebebasan berekspresi dan kebebasan pers, bisa membahayakan hak asasi manusia lainnya. Peringatan kali ini juga sekaligus memperingati 75 tahun Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (HAM).
Baca juga : Desakan Serius Revisi UU ITE, Cegah Kriminalisasi
Dengarkan bahasan selengkapnya di FOMO Sapiens pekan ini bersama Ian Hugen dan Aika. Akan ada juga obrolan soal penyataan pemerintah yang akan menyatakan para eksil 65 bukanlah penghianat negara.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke [email protected]
[ad_2]