[ad_1]
HalloKampus.com, Jakarta – Perubahan Iklim yang terjadi berdampak pada kesehatan mental, salah satunya memicu eco-anxiety. Salah satu cara buat mengurangi dampak perubahan iklim adalah menerapkan gaya hidup yang lestari atau ramah lingkungan, termasuk saat lebaran. Kayak gimana tuh?
“Kapan nikah?” pertanyaan ini kerap muncul ketika silahturami lebaran. Sebagian masyarakat beranggapan bahwa nikah merupakan standar kebahagiaan. Lebih lanjut dibahas bareng Training Coordinator Jakarta Feminist, Yuri Etika Ayu Muktia.
1. Lebaran Ramah Lingkungan
Eco-anxiety alias kecemasan lingkungan merupakan kondisi merasa diri tidak berdaya, khawatir kehilangan mata pencaharian, tempat tinggal, dan takut akan nasib generasi mendatang. Kecemasan ini muncul berkaitan dengan cuaca ekstrem, bencana alam, penggundulan hutan dan masalah alam lainnya. Bagaimana gejalanya?
Baca juga : Jaga Kelestarian Lingkungan, Jokowi Ingin Semua Pembangunan Punya Lintasan Satwa
2. Pertanyaan ‘Kapan Nikah’
21 April diperingati sebagai Hari Kartini setiap tahunnya. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, peringatan Hari Kartini kali ini bertepatan dengan momen Hari Raya Idul Fitri 2023. Konsensus sosial membentuk standar kebahagiaan yang berbeda bagi perempuan. Mereka dituntut menikah cepat dan punya anak untuk bisa dapat predikat ‘bahagia’. Terkait itu, bagaimana menyiasati segala rupa pertanyaan seperti “Kapan Nikah?” dari orang sekitar?
Baca juga : Biar Enggak Bokek Usai Lebaran
Dengarkan bahasan selengkapnya di FOMO Sapiens pekan ini bersama Ian Hugen dan Aika. Akan ada juga obrolan soal Hari Kreativitas dan Inovasi Sedunia.
*Kami ingin mendengar saran dan komentar kamu terkait podcast yang baru saja kamu simak, melalui surel ke [email protected]
[ad_2]