JPMorgan: Founder Startup Pakai Konsumen Palsu untuk Katrol Pendapatan

Avatar photo

- Editor

Kamis, 12 Januari 2023 - 17:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

[ad_1]


JPMorgan Chase menggugat sebuah perusahaan startup bernama Frank karena menggunakan konsumen palsu untuk mendongkrak pendapatan dengan tujuan agar JP Morgan Chase membeli startup tersebut.  
 
Sebuah startup bernama Frank didirikan oleh CEO terdahulunya bernama Charlie Javice pada tahun 2016. 
 
Startup ini menawarkan software yang ditujukan untuk meningkatkan proses pengajuan student loan atau pinjaman pelajar bagi kaum muda AS yang membutuhkan.
 
Gagasan ini bertujuan untuk membangun startup menjadi “Amazon bagi pendidikan tinggi” dan mendapat dukungan miliarder Marc Rowan yang menjadi investor utama Frank.
 

JPMorgan Gugat Frank 

 
Forbes memberitakan bahwa gugatan JPMorgan kepada Frank diajukan akhir tahun 2022 lewat Pengadilan Distrik AS di Delaware. 
 

Dalam gugatan mengklaim bahwa Charlie Javice berbohong pada JPMorgan di 2021 mengenai lebih dari 4 juta users sudah mendaftar untuk menggunakan produk Frank.
 
Ketika JPMorgan meminta bukti selama uji tuntas, Javice diduga membuat daftar besar pelanggan palsu yang didalamnya termasuk daftar nama, alamat, tanggal lahir, dan informasi pribadi lainnya untuk 4,265 juta ‘siswa’ yang sebenarnya tidak ada. 
 
Baca Juga: JPMorgan Gugat Tesla Sebesar Rp 2,3 Triliun, Ada Apa?
 
Pada kenyataannya, menurut gugatan tersebut, Frank memiliki kurang dari 300.000 akun users saat itu.
 
“Javice pertama kali menolak permintaan JPMorgan Chase (JPMC), dengan alasan bahwa dia tidak dapat membagikan daftar pelanggannya karena masalah privasi,” lanjut gugatan tersebut. 
 
“Setelah JPMC bersikeras, Javice memilih untuk menemukan beberapa juta akun pelanggan Frank dari seluruh jaringan.” 
 
Keluhan tersebut mencakup tangkapan layar presentasi yang diberikan Javice kepada JPMorgan yang menggambarkan pertumbuhan Frank dan mengklaimnya memiliki lebih dari 4 juta users.
 
Chief Growth Officer Frank, Olivier Amar, juga disebutkan dalam pengaduan gugatan JPMorgan. Dituduhkan bahwa Javice dan Amar pertama kali meminta seorang engineer top di Frank untuk membuat daftar pelanggan palsu. 
 
Saat engineer itu menolak, Javice mendekati seorang profesor ilmu data di perguruan tinggi area New York City untuk membantu. 
 
Dengan menggunakan data dari beberapa individu yang sudah mulai menggunakan Frank, dia membuat 4,265 juta akun pelanggan palsu. Javice membayarnya US$18.000. 
 
Keluhan tersebut mencakup tangkapan layar dari faktur profesor dan klaim bahwa Javice berusaha keras untuk memastikan dokumentasi pekerjaan ini dihancurkan atau diubah.
 
Amar, sementara itu, menghabiskan US$105.000 untuk membeli kumpulan data terpisah dari 4,5 juta siswa dari firma ASL Marketing. Amar dan ASL Marketing belum menanggapi permintaan komentar.
 
Ini semua dilakukan Frank agar sukses pitching JPMorgan Chase sehingga mereka mau membeli perusahaan tersebut. 
 
Pada akhirnya JPMorgan mengakuisisi Frank, Javice dan Amar tentu jadi karyawannya. Namun JPMorgan menemukan kejanggalan dan mengajukan tuntutan.
 
Di lain sisi Javice mengajukan tuntutan balik karena merasa JPMorgan sedang coba untuk menyalahi kesepakatan dengan mencari-cari alasan.
 
Baca Juga: JPMorgan Akuisisi Perusahan Investasi Hutan Campbell Global, Ini Tujuannya
 
Mau tulisanmu dimuat juga di Bisnis Muda? Kamu juga bisa tulis pengalamanmu terkait investasi, wirausaha, keuangan, hingga lifestyle di Bisnis Muda dengan klik “Mulai Menulis”.
 
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
 
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.



[ad_2]

BACA Selengkapnya KLIK DISNI

Berita Terkait

Presiden Prabowo Subianto akan Hapus Utang Sekitar 1 Juta Pelaku UMKM, Total Sebesar Rp14 Triliun
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono Siapkan 90 Ribu Ton Benih Unggul untuk Tingkatkan Produktivitas
Wamentan Sudaryono Sebut Tanda-tanda Keberhasilan Segera Swasembada Pangan Sudah Terlihat
Jumlah Ekspor-Impor Peti Kemas Turun, Kondisi Kinerja Perekonomian Global Mulai Pemgaruhi Indonesia
Hingga 31 Januari 2025, Persrilis.com Beri Diskon 50 Persen di 150+ Portal Berita Jaringan Sapulangit Media
Hakim Agung Soesilo Berbeda Pendapat dengan Hakim Agung Lain, Begini Respons Kejaksaan Agung
CSA Index Desember 2024: Indikator Positif untuk Pertumbuhan Ekonomi dan Kepercayaan Investor
Keyakinan Konsumen Terhadap Perekonomian Nasional Meningkat, BI Beberkan Data-datanya
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Sabtu, 18 Januari 2025 - 15:37 WIB

Budi Arie Setiadi Tanggapi Kabar Sri Sultan Menjadi Mediator Pertemuan Megawati dengan Jokowi

Kamis, 16 Januari 2025 - 07:18 WIB

Salah Satunya Ucapan Terima Kasih kepada Prabowo, Pesan Megawati Soekarnoputri ke Ahmad Muzani

Rabu, 15 Januari 2025 - 11:02 WIB

Ketua KPK Tanggapi Soal Kabar Belum Ditahannya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Karena Alasan Politik

Jumat, 10 Januari 2025 - 08:19 WIB

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Ditunggu Hari Senin Pagi, Begini Respons KPK Jika Tak Hadiri Pemeriksaan

Selasa, 7 Januari 2025 - 09:06 WIB

Ada Kegiatan yang Tak Bisa Ditnggalkan, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Tak Bisa Hadiri Pemeriksaan KPK

Senin, 6 Januari 2025 - 08:44 WIB

Jokowi Tanggapi Tudingan Terkait Dirinya Pernah Meminta Pepanjangan Jabatan Kepala Negara 3 Periode

Kamis, 2 Januari 2025 - 16:05 WIB

Jokowi Masuk dalam Nominasi Sebagai Tokoh Dunia Paling Korup 2024 versi OCCRP, Haidar Alwi Beri Tanggapan

Senin, 30 Desember 2024 - 14:50 WIB

PDIP Beri Penjelasan Soal Sangkut Pautnya Harun Masiku dengan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri

Berita Terbaru