[ad_1]
HalloKampus.com, Jakarta – Wacana koalisi besar yang menggabungkan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dan Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) dinilai bakal rumit terwujud. Itu disampaikan pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah.
Dia menilai, bakal ada tarik ulur terkait calon yang akan diusung di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Meskipun Jokowi yang meminta sekalipun untuk penggabungan KIB dan KKIR, saya kira diskusinya masih akan panjang sekali,” kata Dedi saat dihubungi HalloKampus.com, Rabu (4/4/2023).
“Terlebih kalau kemudian PDI Perjuangan tetap kokoh pendiriannya, dia akan mengusung dan melarang kantornya untuk keluar dari PDIP Perjuangan itu tentu akan semakin rumit,” imbuhnya.
Baca juga:
Dedi menyebut, KKIR yang terdiri dari Gerindra dan PKB, relatif lebih siap tempur karena sudah memiliki capres yakni Prabowo Subianto.
Situasi itu berbanding terbalik dengan KIB yang hingga kini belum memiliki calon dari internal koalisinya. KIB merupakan gabungan partai dari Golkar, PAN, dan PPP.
Sebelumnya dalam pertemuan petinggi parpol di Kantor PAN, Minggu (2/4/2023) lalu, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyatakan KIB-KKIR sudah memiliki frekuensi yang sama menyambut Pemilu 2024. Pertemuan itu juga dihadiri Presiden Jokowi.
Editor: Wahyu S.
[ad_2]