Meski Berguna, Penggunaan Konten ChatGPT Secara Moral Salah

Avatar photo

- Editor

Minggu, 2 April 2023 - 07:09 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Meski Berguna, Penggunaan Konten ChatGPT Secara Moral Salah

[ad_1]

Tidak dipungkiri ChatGPT, yang sekarang telah dikembangkan perusahaan lebih jauh pada versi-versi lainnya termasuk GPT-4, mampu menjawab pertanyaan sederhana hingga menyusun esai dan rangkuman dalam hitungan detik.

Pelajar dan mahasiswa termasuk di antara jutaan penggunanya. Banyak yang menemukan cara untuk menggunakannya secara kreatif dan tidak membahayakan, dan memanfaatkan kemudahannya dalam menjawab pertanyaan serta membantu tugas-tugas lainnya.

Elmo Sabian, seorang mahasiswa di California, mengakui konsekuensi yang harus dihadapi mahasiswa di tengah perkembangan teknologi dan pemanfaatannya.

“ChatGPT itu sangat membantu mahasiswa. Namun, ya dengan perkembangan zaman ini, semua kan pasti ada positif dan negatifnya. Negatifnya, aku percaya ini bisa membuat orang lebih malas. Dia tidak memperhatikan di kelas dan dia bisa menyerahkan semua ke AI ini,” kata Elmo.

Philips Lung, siswa SMU di negara bagian Virginia, telah bereksperimen sejak pertama kali ChatGPT diluncurkan ke publik. Ia memberi alasan mengapa ia menggunakan ChatGPT.

“Sangat menghemat waktu dalam menulis. Saya merasa sangat tepat dalam memberi bantuan. Seringkali seperti memiliki pembantu sebagai dasar dari jawaban atau esai kita,” kata Phillips.

Seorang pelajar sekolah dasar di SD Stonewall Elementary di Lexington, mencoba menggunakan ChatGPT, 6 Februari 2023. (Foto: Timothy D. Easley/AP Photo)

Namun, pemanfaatan ChatGPT telah memicu kepanikan di sebagian kalangan pendidik.

Pada saat sekolah dibuka untuk tahun ajaran baru, Kota New York, Los Angeles, dan distrik sekolah umum besar lainnya di AS mulai memblokir penggunaan ChatGPT di ruang kelas dan perangkat sekolah.

Sebagian akademisi bahkan menyebut penggunaannya dalam penyusunan tugas sebagai kecurangan (cheating) yang bisa dikenai sanksi administratif, bahkan bisa dikeluarkan dari lembaga pendidikan.

“Kalau dibilang curang atau tidak tergantung bagaimana kita menggunakannya. Jika kita pakai saat ulangan, tentu saja itu adalah kecurangan,” kata Elmo.

“Namun saat kita menggunakannya untuk memahami suatu materi yang susah atau saat kita mengerjakan tugas sekolah — seperti halnya ketika kita bertanya kepada guru atau teman, menanyakan ke sumber-sumber di internet, menurutku, aku tidak melihat ChatGPT sebagai menyontek, melainkan sebagai tambahan sumber informasi yang bisa kita gunakan,” imbuhnya.

Teks ChatGPT yang tampak di layar situs web OpenAI, New York, 2 Februari 2023. (Foto: Richard Drew/AP Photo)

Teks ChatGPT yang tampak di layar situs web OpenAI, New York, 2 Februari 2023. (Foto: Richard Drew/AP Photo)

Philips sepakat bahwa menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sepenuhnya untuk menulis esai secara moral salah.

“Jadi, saya setidaknya ingin berupaya sendiri. Tapi saya suka menggunakannya sebagai dasar dari esai pada konten yang diberikan oleh ChatGPT. Sesungguhnya yang dipaparkan ChatGPT tetap saja masih seperti paparan robot. Kita sudah pasti bisa mengenali apakah hasil AI atau tidak. Kita tetap harus mengolah kualitas dan memperbaiki kesalahannya untuk menjadi paparan wajar,” tutur Phillips.

Seperti sebagian mahasiswa yang memanfaatkan penggunaan ChatGPT, kedua pelajar ini mengatakan pendidik sebaliknya juga harus mencari cara-cara inovatif yang menggugah pelajar untuk mendalami dan menguasai materi atau bidang pelajaran.

Mereka mengatakan meskipun memanfaatkan AI, dalam jangka panjang kemampuan intelektual pelajar akan tampak dan berpengaruh pada kehidupan sosial dan karir seseorang. [my/ka]

[ad_2]

Berita Terkait

FOMO dan Bahaya Narkoba: Materi Penyuluhan dari YR KOBRA JATIM
Muda-Mudi Fest Bekasi 2023: Festival Musik yang Wajib Kamu Saksikan!
Elit Politik PDI Perjuangan akan Berkunjung ke Kantor DPP PAN Sebagai Tindak Lanjut Pertemuan Politik Antar Partai
Tingkatkan Atmosfer Akademik, ITB Laksanakan Program TPB di Kampus Jatinangor | Hallo Kampus
Universitas Jember Jajagi Kerjasama Dengan PT. Syngenta Indonesia – Universitas Jember | Hallo Kampus
Cita-Cita Naik Haji? Nabung sejak Dini!
17.216 Peserta Akan Mengikuti UTBK di ITB | Hallo Kampus
FOMO Sapiens : Dari Met Gala Hingga Perkara Kebebasan Pers
Jasasiaranpers.com dan media online ini mendukung program manajemen reputasi melalui publikasi press release untuk institusi, organisasi dan merek/brand produk. Manajemen reputasi juga penting bagi kalangan birokrat, politisi, pengusaha, selebriti dan tokoh publik.

Berita Terkait

Kamis, 3 Oktober 2024 - 22:24 WIB

Lebih Besar dan Megah! BAFEST 13th Siap Sajikan Pertunjukan Seni yang Luar Biasa!

Rabu, 11 September 2024 - 20:11 WIB

Jangan Lewatkan! Tribute Didi Kempot di Pesta Semalam Minggu Vol.5 – Penampilan Seika Kempot, Gaseng (Wawes) & Tiket Presale

Minggu, 14 Januari 2024 - 15:50 WIB

Euforia Moon Fest 2.0: Pecinta Musik Tangerang Nikmati Sensasi Konser Tanpa Batas!

Jumat, 3 November 2023 - 01:15 WIB

Harga Tiket dan Final Lineup Muda Mudi Fest 1.0: Tiket Terbatas, Buruan Dapatkan!

Sabtu, 23 September 2023 - 15:05 WIB

Tuduhan Penipuan dan Penggelapan, Komedian Yadi Sembako Dilaporkan ke Polres Tangsel

Rabu, 20 September 2023 - 12:04 WIB

12 Orang Pemeran Film Dewasa Jalani Pemeriksaan Tim Penyidik Ditreskrimsus Polda Metro Jaya

Senin, 18 September 2023 - 14:06 WIB

Kasus Produksi Film Dewasa, Besok 16 Orang Pemeran Pria dan Wanita akan Jalani Pemeriksaan Polisi

Jumat, 5 Mei 2023 - 22:22 WIB

Kenapa Banyak Artis Korea Enggak Punya Media Sosial?

Berita Terbaru