Perusahaan rintisan OpenAI pada Selasa (14/3) mengatakan mulai merilis model kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) yang lebih canggih yang dikenal sebagai GPT-4, versi baru dari GPT sebelumnya. Program itu diciptakan dengan teknologi yang menyerupai manusia untuk berkembang biak.
OpenAI, yang menciptakan chatbot ChatGPT yang akhir-akhir ini populer, mengatakan dalam sebuah unggahan di blog bahwa teknologi terbarunya adalah “multimodal.”Artinya, program tersebut dapat memproses gambar serta petunjuk teks menjadi sebuah konten. Fitur input teks hanya akan tersedia bagi pelanggan ChatGPT Plus dan pengembang perangkat lunak. Namun, OpenAI mengatakan pihaknya masih meneliti kemampuan GPT-4 dalam mengolah input gambar.
Peluncuran yang sangat dinanti-nantikan itu menandakan bagaimana para pekerja kantor dapat beralih pada teknologi kecerdasan buatan untuk tugas-tugas yang mereka kerjakan. Selain itu, hal tersebut juga menjadi sinyal bagaimana perusahaan teknologi bersaing untuk memenangkan bisnis tersebut.
Google milik Alphabet Inc pada Selasa (14/3) mengumumkan “magic wand” untuk perangkat lunak yang dapat menyusun hampir semua dokumen. Seorang eksekutif Microsoft juga mengatakan bahwa GPT-4 membantu menggerakkan mesin pencari Bing-nya.
Teknologi terbaru OpenAI dinilai jauh lebih canggih dari chatbot GPT-3.5, katanya. Dalam simulasi ujian pengacara bagi lulusan sekolah hukum AS sebelum terjun ke dunia profesional, model baru ini mendapat skor sekitar 10 persen teratas dari peserta tes, dibandingkan model lama yang berperingkat sekitar 10 persen terbawah, kata OpenAI.
Meskipun kedua versi tersebut dapat tampak serupa dalam percakapan biasa, “perbedaannya muncul ketika kerumitan tugas mencapai ambang batas,” kata OpenAI, mencatat “GPT-4 lebih andal, kreatif, dan mampu menangani lebih banyak instruksi.”
Demonstrasi yang dilakukan Greg Brockman, Presiden OpenAI, menunjukkan bahwa ia dapat mengambil foto mock-up yang digambar tangan untuk situs web sederhana dan membuat situs web nyata berdasarkan hasil itu. GPT-4 juga dapat membantu individu menghitung pajak mereka.
Sam Altman, Kepala Eksekutif OpenAI, di Twitter menyebut GPT-4 “paling mampu dan selaras” dengan nilai dan niat manusia, meskipun “masih cacat.”
Kemungkinan GPT-4 dalam menanggapi permintaan konten yang dilarang dibandingkan pendahulunya mencapai kurang lebih 82 persen. Versi terbaru juga memiliki skor 40 persen lebih tinggi pada tes faktualitas tertentu, kata perusahaan itu. Program kecerdasan buatan sering kali keliru dalam memberi respons yang dikenal sebagai “halusinasi.” Hal itu menjadi tantangan bagi banyak program AI. [ah/rs]