[ad_1]
Alih-alih berkelit dari tantangan, Arkandi memilih beradaptasi agar tetap relevan. Panjebar Semangat lantas merambah media sosial, Facebook dan Instagram. Bahkan, sejak 2017, PS hadir dalam format digital dan berhasil menggaet 500-an pembaca baru. Kontennya bisa diakses melalui aplikasi di Playstore bagi pengguna android, dan juga di website.
“Yang (langganan) online 1 bulan itu Rp40 ribu. Karena bagaimanapun harus menyesuaikan dengan kondisi sekarang. Kalau kita ga segera masuk digital, lama kelamaan saya khawatir PS akan semakin ditinggalkan,” jelas Arkandi.
Perjuangan PS yang konsisten melestarikan budaya Jawa, mendapat Anugerah Kebudayaan Indonesia pada 2022.
“Sebagai majalah tertua, dengan latar belakang yang panjang ini, karena usianya hampir 90 tahun, penilaiannya dari situ,” katanya pada HalloKampus.com.
Bagi Arkandi, penghargaan ini jadi cambuk untuk terus berkarya. Di sisi lain, Arkandi dan keluarga ingin Panjebar Semangat terus terbit. Mereka berharap pemerintah ikut mendukung kelangsungan majalah ini.
“Pelestarian budaya sebetulnya amat sangat membutuhkan campur tangan pemerintah. Bisa juga sebagai acuan untuk di kurikulum sekolah-sekolah, karena banyak di SD-SMP,” pungkasnya.
[ad_2]