[ad_1]
Tiap orang bebas mengekspresikan rasa terima kasihnya kepada orang yang memberikan hadiah dengan cara apapun. Termasuk kembali membalasnya dengan hadiah hingga mengunggah konten story di media sosialnya. Sesekali tagging ke brand dari produk yang diterima.
Seberapa dekat atau pentingnya orang yang memberi hadiah, menjadi peluang lebih untuk diupload di media sosial. Tak jarang pemberi hadiah ikut me-reshare konten tersebut.
Tentunya, fenomena ini kerap membawa keuntungan bagi pemilik brand. Jelas, hal ini bisa semakin membesarkan brand tersebut. Nah, postingan dari teman-teman di story ini bisa menjadi earned media bagi brand yang dimention.
Earned media secara praktis merupakan bentuk publikasi dari suatu brand (dalam bentuk konten, review, rating, share, rekomendasi, mention, tag, dan lainnya) yang dihasilkan oleh pihak lain yang dilakukan secara sukarela tanpa terafiliasi dengan brand tersebut.
Gratis! Organik! Semakin banyak yang share dan mention, semakin luas brand ini bisa berpeluang dikenal publik. Dan ini sangat berdampak baik bagi awareness dari brand tersebut, bukan?
Apa yang bisa dipetik dari para pelaku bisnis?
Lalu sebagai pelaku bisnis, kira-kira apa yang bisa dilakukan melihat peluang ini ya?
Baca Juga: Hanya Modal Minim, Ini Peluang Usaha Rumahan yang Menggiurkan!
1. Manfaatkan Fenomena Gifting
Memberikan hadiah kerap membutuhkan effort untuk memikirkan barang yang tepat, mencari lokasi pembelian hadiah, dan menentukan momen pemberian yang pas. Hadiah yang ideal bisa membuat seseorang merasa lebih baik atau memperkuat ikatan.
Baca Juga:
Tingkatkan Atmosfer Akademik, ITB Laksanakan Program TPB di Kampus Jatinangor | Hallo Kampus
“Karena kita adalah spesies yang sangat mudah bergaul, mengembangkan dan mempertahankan hubungan dengan orang lain adalah salah satu karakteristik yang membedakan kita dari spesies lain.
Memberikan hadiah pada acara-acara khusus seperti pernikahan, wisuda, dan hari raya adalah cara yang luar biasa untuk memperkuat ikatan tersebut” Psikolog Daniel kata Farrelly dari University of Worcester.
Kalau dipikir-pikir, banyak momen pemberian hadiah yang umum terjadi di Indonesia, bahkan menjadi tren. Misalnya, tren mengirim hampers saat lebaran, memberi coklat dan boneka saat hari kasih sayang, atau bahkan semenjak pandemi covid-19 mejadi hal yang lumrah mengirimkan makanan/minuman yang sehat untuk kerabat yang sakit.
2. Buatlah Produkmu Ciamik untuk Dipamerkan
Siapa sih yang enggak suka menerima barang yang bagus, unik, lucu, beda dari yang lain? Yang menerima hadiah pun merasakan senang karena menerima barang yang bukan biasa aja.
Baca Juga:
17.216 Peserta Akan Mengikuti UTBK di ITB | Hallo Kampus
Portal berita ini menerima konten video dengan durasi maksimal 30 detik (ukuran dan format video untuk plaftform Youtube atau Dailymotion) dengan teks narasi maksimal 15 paragraf. Kirim lewat WA Center: 085315557788.
FOMO Sapiens : Dari Met Gala Hingga Perkara Kebebasan Pers
Presenter Berita Virtual AI Hadir di Tanah Air, Masyarakat Siap?
Seringkali hal ini yang membuat penerima hadiah ingin membagikan momen (mendapat hadiah spesial) ini dengan upload foto di media sosialnya. Tentunya kemasan yang baik menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen.
Daya tarik pada kemasan dibedakan menjadi dua, yaitu daya tarik visual meliputi unsur-unsur grafis (penampilan kemasan dan label) dan daya tarik praktis meliputi efektifitas, efisiensi yang terdapat pada suatu kemasan (mudah dipajang, dibawa, dibuka, dan lain sebagainya).
Baca Juga: Ini Pelajaran yang Bisa Kamu Ambil dari Kegagalan Inovasi Brand
- Pemilihan Bahan dan Bentuk Kemasan
Pastikan kemasan yang dipilih tetap berfungsi sebagai pelindung produk yang kamu jual. Sekarang ini, banyak yang alternatif pilihan bahan kemasan. Misalnya, kemasan untuk minuman siap saji, ada yang berbahan dasar kertas, kaca, bahkan kaleng. Bentuknya pun beragam mulai dari cup, botol, gelas, bohlam lampu, standing pouch, botol long neck, botol kaca gepeng, dan lain sebagainya. - Ilustrasi
Ilustrasi bisa menjadi strategi komunikasi produk yang baik mampu mempercantik tampilan sehingga meningkatkan ketertarikan konsumen. Supaya tidak menjadi produk yang membosankan secara visual, buatlah produk bahkan kemasanmu menjadi collectible things. Ini menunjukkan bahwa keberadaannya tetap diinginkan, disimpan, dan dipamerkan! - Pemilihan Typeface yang Mendukung
Typeface yang kamu pilih untuk diletakan di logo, label, dan detail kemasanmu juga punya nyawa dan rasa! Jangan sembarang memilih karena bisa membuat ilfeel dan males untuk dikonsumsi. Juga, tulisan pada kemasan yang diolah dengan typeface yang tepat mampu memberi informasi yang jelas terkait produkmu. - Punya Added Value
Buatlah produkmu bukan hanya sekadar nice-to-have things, tapi bisa berguna jangka panjang dan dipakai berulang kali. Kini, banyak ditemukan pegiat lingkungan beramai-ramai mendorong masyarakat untuk memiliki concious consumption (seperti mengurangi penggunaan plastik sekali pakai, recycle dan upcycle barang bekas, dan lain sebagainya). Nah, manfaatkanlah movement ini dengan memberikan nilai tambah di produk kemasanmu.
Referensi: Wirya, Iwan. (1999), Kemasan yang Menjual, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Punya opini atau tulisan untuk dibagikan juga? Segera tulis opini dan pengalaman terkait investasi, wirausaha, keuangan, lifestyle, atau apapun yang mau kamu bagikan. Submit tulisan dengan klik “Mulai Menulis”.
Submit artikelnya, kumpulkan poinnya, dan dapatkan hadiahnya!
Gabung juga yuk di komunitas Telegram kami! Klik di sini untuk bergabung.
[ad_2]
BACA Selengkapnya KLIK DISNI