[ad_1]
Jember, 31 Maret 2022
Ramadan adalah madrasah tarbiyah rukhaniah atau sekolah pendidikan rohani dengan kurikulumnya berupa puasa dan sholat. Mereka yang menjalankan puasa dan sholat dengan baik maka akan mendapatkan jaminan ijazah berupa pembebasan dari apa neraka. Tausiyah ini disampaikan oleh Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH. Dr. Abdullah Syamsul Arifin, MHI., dalam acara Siraman Rohani Ramadan Keluarga Besar Universitas Jember di Masjid Al Hikmah (31/3).
Menurut pengasuh pondok pesantren Darul Arifin Bangsalsari Jember ini, sebagai manusia yang tak pernah luput dari salah dan dosa, maka Allah SWT sudah menciptakan sarana penebusan dosa. Diantaranya penebusan dosa harian dengan dengan sholat lima waktu, penebusan dosan mingguan dengan sholat Jumat serta yang paling dahsyat adalah penebusan dosa tahunan melalui bulan Ramadan. Kesemuanya bukti kecintaan Allah SWT terhadap ummat manusia.
“Oleh karena itu sepuluh hari pertama di bulan Ramadan disebut sebagai periode rahmat dari Allah SWT, dilanjutkan dengan fase kedua yang akan kita masuki bersama yang disebut periode maghfirah atau pengampunan. Kesemuanya akan bermuara pada periode pembebasan dari api neraka sebab kita semua akan kembali fitrah. Maka ayo manfaatkan pengampunan dosa tahunan ini dengan sebaik-baiknya,” tutur pria yang lebih akrab disapa Gus Aab ini.
Baca Juga:
Halal Bihalal Momentum Membangun Silaturahmi Antar Sesama – Universitas Jember | Hallo Kampus
Ada hal menarik saat Gus Aab mencontohkan dosa yang mungkin tanpa sadar dilakukan di bulan puasa, diantaranya dosa jariyah melalui media sosial. “Kehidupan saat ini tidak lepas dari gadget dan media sosial, dan mungkin tanpa sadar kita mengirimkan berita atau kabar tanpa verifikasi terlebih dulu. Hal seperti ini perlu diwaspadai sebab bisa jadi dosa jariyah. Walaupun akun media sosial kita sudah kita hapus atau nomor WA sudah hilang, namun jika berita yang kita kirimkan terlanjur menyebar dan membuat kerusakan maka kita juga akan mendapatkan bagian dosanya. Maka berhati-hati lah dengan jari kita,” ujar Gus Aab.
Lantas bagaimana cara mendapatkan pengampunan Allah SWT melalui Ramadan? Menurut dosen di UIN KH Achmad Siddiq (KHAS) Jember ini, caranya dengan menjalankan puasa dengan sebaik-baiknya dan mendirikan sholat malam. Dilanjutkan dengan ibadah lain semisal membaca Al Qur’an, infaq, shodaqoh dan amal baik lainnya. Jika kita mampu menjalankan ibadah puasa, sholat dan lainnya dengan baik di bulan puasa, maka diharapkan berlanjut di bulan-bulan berikutnya sehingga Ramadan benar-benar menjadi sekolah pendidikan rohani.
Sebelumnya dalam sambutannya, Rektor Universitas Jember menjelaskan kegiatan siraman rohani rutin di hari Jumat selama bulan Ramadan digelar dalam rangka mengisi bulan puasa, meningkatkan ketakwaan keluarga besar Universitas Jember dan sebagai rasa syukur masih dipertemukan dengan bulan Ramadan. Oleh karena Iwan Taruna mengajak hadirin di Masjid Al Hikmah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah memasuki periode maghfirah. “Kita bersyukur bisa bertemu dan mendengarkan tausiyah Gus Aab yang super sibuk karena kini sudah menjadi tokoh nasional,” seloroh Iwan Taruna. (iim)
[ad_2]