[ad_1]
Semakin banyak perusahaan rintisan alias startup yang menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk meniru suara manusia. Salah satu di antaranya menciptakan suara buatan untuk keperluan periklanan, pemasaran dan pelatihan.
Suara yang diperdengarkan kepada HalloKampus.com saat itu adalah suara buatan alias sintetis yang terbuat dari suara manusia sungguhan dan rekayasa teknologi.
Matt Hocking, CEO WellSaid Labs, perusahaan yang mengembangkan suara buatan itu, mengatakan, “Kami dapat mengambil rangkaian data yang lebih kecil dan melatih nadanya, jedanya, intonasinya, penekanannya dan gaya-gaya bicara suara tersebut agar benar-benar terdengar seperti suara aslinya.”
Hocking memimpin WellSaid Labs, perusahaan teknologi yang bermarkas di Seattle, yang merupakan pecahan dari lembaga nirlaba Allen Institute for Artificial Intelligence. Ia menciptakan suara-suara terkomputerisasi yang terdengar lebih manusiawi. Para pelanggannya memanfaatkan produk suara buatan itu untuk keperluan periklanan, pemasaran, serta kelas-kelas pelatihan tanpa perlu membayar pengisi suara.
Pengisi suara justru melakukan proses rekaman di WellSaid Labs. Dari hasil rekaman tersebut, perusahaannya menggunakan teknologi AI untuk mengajari perangkat-perangkat lunak berbagai detail penting dalam suara hasil rekaman.
Dari lama jeda suara, kapan harus mengambil napas, hingga kata apa saja yang harus diberi penekanan. Yang perlu dilakukan pelanggan adalah memilih jenis suara yang diinginkan, lalu tinggal mengetik kata-kata yang ingin disuarakan.
Dengan merambahnya teknologi AI ke berbagai bidang, para pekerja kreatif mempertanyakan dampak yang akan mereka rasakan.
Gabby Fernandes, pengisi suara yang meminjamkan suaranya kepada WellSaid Labs. Ia berbincang dengan HalloKampus.com melalui Zoom. “Selama ada manusia di tengah teknologi ini, dan kita membangun semuanya dari sana, saya merasa lebih nyaman melakukan sesuatu yang mungkin sedikit lebih banyak dibuat oleh komputer.”
Kekhawatiran lain mengemuka. Apakah lapangan kerja akan menghilang? Mungkin saja, kata sejumlah pengamat. Akan tetapi, teknologi AI seperti WellSaid Labs juga mungkin bisa meningkatkan produk kreatif dan meningkatkan kinerja.
Vu Ha, direktur teknis AI2 Incubator, yang juga pecahan Allen Institute of AI, menuturkan melalui Zoom, “…Diperlukan semacam kolaborasi antara manusia dan AI untuk benar-benar merampingkan dan mempercepat proses penciptaan [produk].”
AI seperti yang dikembangkan WellSaid Labs. Tapi yang jelas teknologi itu akan tetap digunakan. [rd/jm]
[ad_2]