[ad_1]
Tulisan-tulisan di Mubadalah dianggap melenceng dari perspektif Islam tertentu.
“Ketika ada kontroversi, di satu sisi mungkin menaikkan engagement, tapi di sisi lain, harusnya kita, media, bisa memberikan bacaan alternatif. Islam itu tidak hanya satu pemahaman atau satu warna. Ada pendapat ulama yang berbeda, dan perbedaan itu adalah rahmat,” ungkap Zahra.
Hafidzoh Almawaliy, kontributor di Mubadalah, ikut ketar-ketir karena media sosialnya juga diserang. Awal 2023, akun Facebook-nya hampir diretas. Serangan muncul tak berapa lama setelah tulisannya diunggah Mubadalah.
“Belakangan ini saya lebih intens lagi di Mubadalah. Beberapa waktu kemarin memang sempat ada informasi dari Facebook, bahwa akun saya akan diambil alih,” jelas Hafidzoh.
Tak cuma itu, fitur pesan di Facebook-nya kerap dikirimi video porno.
“Biasanya saya di-attach di-mention di beberapa video yang seperti itu. Jadi bukan sekadar spam, itu memang salah satu intimidasi,” ujarnya.
Ibu dua anak asal Pati, Jawa Tengah ini makin selektif menerima pertemanan di media sosial.
“Saya melakukan screening, kalau ada permintaan pertemanan. Ya saya akan menunggu, tidak langsung saya confirm balik,” kata Hafidzoh.
Baca juga: Cadar Garis Lucu, Upaya Muslimah Bercadar Kikis Stigma
[ad_2]